Sahabat Ummi, menurut penelitian yang dipresentasikan dalam Economic
and Social Research Councils, Festival of Social Science 2011, bercanda
dengan balita Anda akan membantu mengatur mereka dalam hal keberhasilan
sosial.
Ketika orang tua bercanda dan berpura-pura, ini akan
memacu anak-anak untuk berpikir kreatif, menambah hubungan teman, dan
mengatur tingkat stres.
Tidak hanya itu, Rasulullah pun mencontohkan kita untuk menghadapi anak-anak dengan kasih sayang dan canda tawa.
Aisyah r.a.: Ada seorang Arab dusun datang kepada Nabi Saw. sambil
berkata, “Engkau mencium anak-anak, sedangkan kami tidak pernah mencium
mereka.” Nabi Saw. menjawab, “Apa dayaku apabila Tuhan telah mencabut
kasih-sayang dari hatimu.” (HR. Bukhari).
Nabi Saw. mencontohkan
bagaimana menyayangi anak. Pernah Rasulullah Saw. menggendong cucunya,
Umamah binti Abi Al-Ash, ketika sedang shalat. Jika rukuk, Umamah
diletakkan dan ketika bangun dari rukuk, maka Umamah diangkat kembali.
Pernah juga Rasulullah Saw. bermain kuda-kudaan dengan cucunya yang
lain, Hasan dan Husain. Ketika Rasulullah Saw. sedang merangkak di atas
tanah,sementara kedua cucunya berada di punggungnya, Umar datang lalu
berkata,“Hai Anak, alangkah indah tungganganmu.” Rasulullah Saw.
menjawab,“Alangkah indahnya para penunggangnya!”
Tak jarang
Rasulullah Saw. menghadapi anak-anak dengan sikap melucu. Bila
mendatangi anak-anak kecil, Rasulullah Saw. jongkok di hadapan mereka,
memberi pengertian kepada mereka, juga mendo’akan mereka. Begitu hadis
riwayat Ath-Thusi menceritakan.
Sementara Usamah bin Zaid memberi
kesaksian, “(Sewaktu aku masih kecil ) Rasulullah Saw. pernah mengambil
aku untuk didudukkan pada pahanya, sedangkan Hasan didudukkan pada paha
beliau yang satunya, kemudian kami berdua didekapnya, seraya berdo’a,
“Ya Allah,kasihanilah keduanya, karena aku telah mengasihi keduanya.”
(HR. Bukhari).
Abu Hurairah ra pernah menceritakan: “Rasulullah
saw pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali ra.
Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju
beliau dengan riang gembira.
Kisah tentang Rasulullah Saw.
bersama anak adalah kisah tentang kasih-sayang. Ia memendekkan shalatnya
ketika mendengar tangis anak. Karena anak pula, Rasulullah Saw. pernah
bersujud sangat lama. Begitu lamanya Rasulullah Saw. bersujud
sampai-sampai para sahabat mengira Rasulullah Saw. sedang menerima wahyu
dari Allah ‘Azza wa Jalla. Padahal yang terjadi sesungguhnya adalah,
ada cucu yang menaiki punggungnya.
Tentang mencintai anak,
Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Cintailah anak-anak dan sayangilah
mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka, tepatilah. sesungguhnya
yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki.” (HR.
Ath-Thahawi).
Sahabat Ummi, sudahkah kita meneladani Rasul dengan
menjadi orangtua yang ramah dan ceria pada anak? Ataukah kita selalu
memasang tampang bertekuk, gemar menghukum, dan membuat anak-anak takut
pada orangtuanya?
Padahal Rasulullah telah mencontohkan dengan
sangat indah, bagaimana seharusnya kita mendidik anak-anak dengan cinta
dan kasih sayang, semoga kita mampu mengikuti segala sunah beliau.
Jadi, sudahkah kita bercanda tawa dengan anak-anak kita hari ini? Jika
belum, pastikan weekend ini kita mengukir senyum di kedua pipi mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar