Senin, 27 Oktober 2014

ANAK YANG DIANGGAP BIASA-BIASA SAJA VS ANAK HEBAT !!

Saya banyak sekali menemukan para orang tua yang melakukan segala hal demi membuat anaknya menjadi "tampak " HEBAT dan luar biasa ketimbang anak-anak lain seusianya. Meskipun seringkali saya menemukan anaknya sendiri tidak menginginkan itu melainkan lebih pada keinginan dan ambisi orang tuanya saja.

Dan yang menarik adalah ketika sy banyak membaca buku biografi orang-orang besar dan sukses, ternyata kebanyakan orang-orang besar ini justru pada masa kanak-kanaknya adalah anak yang biasa-biasa saja, tidak ngetop di sekolahnya dan bahkan mungkin tidak terlalu di ingat oleh teman-temannya.

Steven Spielberg misalnya, sang Sutradara Jenius Dunia yang telah menghasilkan banyak sekali film Box Office mulai dari ET, Jaws, Indiana Jones, Jurasic Park, Tintin hingga Transformer, orang yang sejenius dan sehebat itu ternyata dulunya adalah anak yang biasa-biasa saja, dan tidak menonjol di antara teman2 sekolahnya, hingga sahabat saya pernah cerita tentang sebuah buku yang berjudul "Whose Steven ?" Sebuah buku yang kira-kira jika diterjemahkan adalah " Steven yang mana sich?"

Mengapa judul bukunya begitu unik ? ya karena banyak sekali teman-temannya yang tidak ingat bahwa Steven Spielberg itu adalah teman satu sekolah mereka dulu.

"Whose Steven" sebuah buku yang katanya bercerita tentang kehidupan Steven yang masa kecil dan sekolahnya adalah sebagai anak yang biasa-biasa saja, tidak menonjol dan bahkan tidak di ingat lagi oleh kawan2 disekolahnya dulu, dan baru melejit menjadi tokoh terkenal dunia di bidang perfilman setelah ia mencetak rekor box office untuk film-film yang dibuatnya.

Jika kita rajin membaca biografi kita juga akan menemukan banyak tokoh yang mirip dengan Steven Spielberg yang masa kecilnya biasa-biasa saja tapi ketika menginjak dewasa melejit menjadi salah satu tokoh terkenal dunia di bidangnya masing-masing, contoh lain adalah Ronaldo sang Bintang Sepak Bola dari salah satu klub di Eropa yang semasa kecil sering di juluki sebagai "anak Cengeng" oleh teman-temannya, dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.

Jadi dalam batin saya jadi berpikir, kalau begitu sebenarnya untuk apa kita harus stress setiap hari untuk membuat anak kita menjadi tampak hebat dan luar biasa ? atau menonjol diantara teman-temannya ? Jika memang ternyata begitu banyak tokoh yang dulunya biasa-biasa saja dan bahkan tidak di kenal atau diingat bisa menjadi orang-orang besar.

Apa rahasianya.....?

Rahasia ini selama lebih dari 7 tahun telah saya terapkan untuk membimbing anak-anak yang semula di anggap bermasalah tapi kemudian tumbuh menjadi calon-calon bintang dunia. Dan atas permintaan banyak pihak akhirnya rahasia itupun di buka dan di bukukan.

Semoga setelah membaca rahasia ini kita tidak lagi terlalu di pusingkan lagi oleh fenomena para orang tua yang suka memamerkan kehebatan anaknya di depan kita atau terutama di depan keluarga besar kita saat kita sedang kumpul-kumpul bersama di hari-hari besar agama atau acara keluarga.

Karena mendidik anak itu BUKANLAH sebuah BALAPAN atau PERLOMBAAN adu cepat untuk bisa lebih dulu sampai di garis FINISH, melainkan sebuah perjalanan panjang bersama keluarga yang semestinya di isi oleh kenangan manis dan indah untuk di kenang kelak saat mereka dewasa dan menjadi orang tua seperti kita.

Pertanyaan penting buat kita, apakah kita saat ini punya kenangan manis dimasa kecil ?

Jika ternyata jawaban kita adalah TIDAK ADA atau TIDAK BANYAK, maka jangan kita ulangi kesalahan yang sama pada anak-anak kita. Karena kelak seberapa besar cinta anak-anak kita kepada kita bukan di tentukan seberapa KAYA nya dan seberapa BANYAKNYA HARTA mereka, melainkan seberapa banyaknya KENANGAN MANIS BERSAMA KITA yang tidak pernah bisa terlupakan disepanjang hidupnya.

Saya yakin diantara kita ada yang setuju dan tidak setuju dengan tulisan ini, hal itu tidak menjadi masalah, karena hidup ini adalah pilihan, setiap orang bebas menentukan pilihannya masing-masing sesuai keyakinannya tentu saja berikut konsekuensinya masing-asing.

Ibarat jika kita memilih makan garam maka konsekuensinya asin dan makan gula manis. Asin dan Manis adalah konsekuensi dari sebuah pilihan.

Berbeda pilihan "hidup" tentu saja akan berbeda rasa "Asin" atau "Manis". Hanya itu saja dan tidak ada benar atau salah.

Mari kita renungkan bersama.

-ayah edy-
www.ayahkita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar