Saya
banyak sekali menemukan para orang tua yang melakukan segala hal demi
membuat anaknya menjadi "tampak " HEBAT dan luar biasa ketimbang
anak-anak lain seusianya. Meskipun seringkali saya menemukan anaknya
sendiri tidak menginginkan itu melainkan lebih pada keinginan dan ambisi
orang tuanya saja.
Dan yang menarik adalah ketika sy banyak membaca
buku biografi orang-orang besar dan sukses, ternyata kebanyakan
orang-orang besar ini justru pada masa kanak-kanaknya adalah anak yang
biasa-biasa saja, tidak ngetop di sekolahnya dan bahkan mungkin tidak
terlalu di ingat oleh teman-temannya.
Steven Spielberg
misalnya, sang Sutradara Jenius Dunia yang telah menghasilkan banyak
sekali film Box Office mulai dari ET, Jaws, Indiana Jones, Jurasic Park,
Tintin hingga Transformer, orang yang sejenius dan sehebat itu ternyata
dulunya adalah anak yang biasa-biasa saja, dan tidak menonjol di antara
teman2 sekolahnya, hingga sahabat saya pernah cerita tentang sebuah
buku yang berjudul "Whose Steven ?" Sebuah buku yang kira-kira jika
diterjemahkan adalah " Steven yang mana sich?"
Mengapa judul
bukunya begitu unik ? ya karena banyak sekali teman-temannya yang tidak
ingat bahwa Steven Spielberg itu adalah teman satu sekolah mereka dulu.
"Whose Steven" sebuah buku yang katanya bercerita tentang kehidupan
Steven yang masa kecil dan sekolahnya adalah sebagai anak yang
biasa-biasa saja, tidak menonjol dan bahkan tidak di ingat lagi oleh
kawan2 disekolahnya dulu, dan baru melejit menjadi tokoh terkenal dunia
di bidang perfilman setelah ia mencetak rekor box office untuk film-film
yang dibuatnya.
Jika kita rajin membaca biografi kita juga
akan menemukan banyak tokoh yang mirip dengan Steven Spielberg yang masa
kecilnya biasa-biasa saja tapi ketika menginjak dewasa melejit menjadi
salah satu tokoh terkenal dunia di bidangnya masing-masing, contoh lain
adalah Ronaldo sang Bintang Sepak Bola dari salah satu klub di Eropa
yang semasa kecil sering di juluki sebagai "anak Cengeng" oleh
teman-temannya, dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.
Jadi dalam
batin saya jadi berpikir, kalau begitu sebenarnya untuk apa kita harus
stress setiap hari untuk membuat anak kita menjadi tampak hebat dan luar
biasa ? atau menonjol diantara teman-temannya ? Jika memang ternyata
begitu banyak tokoh yang dulunya biasa-biasa saja dan bahkan tidak di
kenal atau diingat bisa menjadi orang-orang besar.
Apa rahasianya.....?
Rahasia ini selama lebih dari 7 tahun telah saya terapkan untuk
membimbing anak-anak yang semula di anggap bermasalah tapi kemudian
tumbuh menjadi calon-calon bintang dunia. Dan atas permintaan banyak
pihak akhirnya rahasia itupun di buka dan di bukukan.
Semoga
setelah membaca rahasia ini kita tidak lagi terlalu di pusingkan lagi
oleh fenomena para orang tua yang suka memamerkan kehebatan anaknya di
depan kita atau terutama di depan keluarga besar kita saat kita sedang
kumpul-kumpul bersama di hari-hari besar agama atau acara keluarga.
Karena mendidik anak itu BUKANLAH sebuah BALAPAN atau PERLOMBAAN adu
cepat untuk bisa lebih dulu sampai di garis FINISH, melainkan sebuah
perjalanan panjang bersama keluarga yang semestinya di isi oleh kenangan
manis dan indah untuk di kenang kelak saat mereka dewasa dan menjadi
orang tua seperti kita.
Pertanyaan penting buat kita, apakah kita saat ini punya kenangan manis dimasa kecil ?
Jika ternyata jawaban kita adalah TIDAK ADA atau TIDAK BANYAK, maka
jangan kita ulangi kesalahan yang sama pada anak-anak kita. Karena kelak
seberapa besar cinta anak-anak kita kepada kita bukan di tentukan
seberapa KAYA nya dan seberapa BANYAKNYA HARTA mereka, melainkan
seberapa banyaknya KENANGAN MANIS BERSAMA KITA yang tidak pernah bisa
terlupakan disepanjang hidupnya.
Saya yakin diantara kita ada
yang setuju dan tidak setuju dengan tulisan ini, hal itu tidak menjadi
masalah, karena hidup ini adalah pilihan, setiap orang bebas menentukan
pilihannya masing-masing sesuai keyakinannya tentu saja berikut
konsekuensinya masing-asing.
Ibarat jika kita memilih makan
garam maka konsekuensinya asin dan makan gula manis. Asin dan Manis
adalah konsekuensi dari sebuah pilihan.
Berbeda pilihan "hidup" tentu saja akan berbeda rasa "Asin" atau "Manis". Hanya itu saja dan tidak ada benar atau salah.
Mari kita renungkan bersama.
-ayah edy-
www.ayahkita.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar